pic source: pinterest |
Ada banyak faktor yang berperan dalam pertumbuhan seorang anak. Diantara yang cukup berpengaruh adalah genetik dan jenis kelamin. Selain itu, tentu saja ada beberapa faktor lain yang memainkan peranan penting terhadap pertumbuhan.
Jenis kelamin
Yang pasti, gender (jenis kelamin) akan memainkan peranan utama dalam pertumbuhan seorang anak. Dalam kebanyakan kasus, anak laki-laki akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Walaupun hal tersebut tidak selalu terjadi, dimana ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa anak perempuan justru bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan saudara laki-lakinya.
Aturan yang umum berlaku untuk menentukan tinggi anak adalah dengan melihat kedua orang tuanya. Anak yang dilahirkan bisa memiliki kecenderungan terhadap Ayah atau Ibu. Biasanya, seorang anak perempuan bisa dengan mudah melampaui tinggi ibunya apabila ia memiliki Ayah yang bertubuh tinggi. Begitu juga dengan anak laki-laki, mereka bisa saja bertubuh lebih pendek dibandingkan dengan ayahnya karena ibunya memiliki tubuh yang pendek.
Namun selain melihat ayah dan ibu, sebenarnya kita juga perlu melihat kakek dan nenek dari kedua ayah dan ibu karena genetik yang diturunkan oleh kakek dan nenek juga bisa didapatkan oleh cucu.
Pengaruh gizi
Selain faktor genetik, gizi juga memainkan peranan sangat penting terhadap pertumbuhan seseorang. Apabila kebutuhan gizi tidak terpenuhi, terutama yang membantu tumbuh kembang seorang anak seperti kalsium, zat besi, fosfor, dan berbagai jenis vitamin, maka bisa dipastikan pertumbuhan anak akan terganggu. Karena sejatinya, kekurangan gizi dapat menyebabkan pengaruh pada genetika anak.
Agar anak tumbuh tinggi, mereka perlu diberikan diet seimbang yang terdiri atas makanan-makanan rendah lemak jenuh serta makanan yang tidak banyak mengandung gula dan natrium.
Sebaliknya, mereka membutuhkan makanan yang kaya nutrisi dan mineral seperti kalsium, vitamin D hingga zat besi yang memang sangat penting untuk pertumbuhan tulang.
Anak-anak modern banyak yang menderita kurang gizi, kondisi tersebut berbeda dengan anak yang menderita gizi buruk. Anak yang menderita kurang gizi umumnya makan dalam jumlah yang banyak namun sayangnya tidak mengkonsumsi makanan yang tepat, yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk tumbuh. Biasanya makanan-makanan yang mereka konsumsi adalah makanan sejenis junkfood yang tinggi kalori namun kosong gizi.
Bagaimana genetika diturunkan kepada anak?
Ketika bayi berada di dalam kandungan, ia akan menerima DNA dari kedua orangtuanya (ayah dan ibu). Memang benar bahwa beberapa anak ada yang memiliki kecenderungan pada salah satu orang tua, entah itu Ayah atau Ibu, namun tidak sedikit juga yang membawa gen campuran antara ayah dan ibu.
Hal tersebut kadang-kadang menyebabkan kita sulit membedakan darimanakah gen anak didapat? Terutama apabila orang tua memiliki beberapa karakter tubuh yang sangat mirip. Bahkan kadang-kadang, seorang ibu bisa melahirkan anak yang benar-benar tampak berbeda, seolah-olah berasal dari etnis yang tidak sama dengan kedua orang tuanya. Padahal, setelah melalui tes DNA, anak tersebut merupakan anak biologis dari kedua orang tuanya. Para dokter meyakini bahwa hal tersebut bisa disebabkan karena genetika yang diturunkan kepada anak sebenarnya bisa berasal dari sejarah panjang keluarga (kakek-buyut).
Cara meningkatkan hormon pertumbuhan
Jika Anda adalah orang tua yang merasa punya tubuh pendek dan menginginkan anak yang punya tubuh tinggi, Anda bisa menerapkan beberapa cara untuk memancing produksi hormon pertumbuhan atau HGH (human growth hormon) yang ada pada tubuh anak.
Hormon tersebut, selain bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak, juga berfungsi untuk mengatur komposisi tubuh, bermanfaat untuk mengganti sel, meningkatkan pertumbuhan otot, kekuatan, performa, pemulihan cedera dan penyakit, serta berguna juga untuk menjaga metabolisme tubuh.
Beberapa cara paling umum yang biasanya dilakukan untuk membantu agar anak bisa tumbuh tinggi adalah:
1. Mengurangi lemak di tubuhnya. Seorang anak harus memiliki berat badan ideal dan tidak boleh kegemukan atau obesitas jika ingin tumbuh tinggi.
2. Puasa secara berkala. Menurut penelitian, berpuasa selama 14 jam per hari bisa meningkatkan hormon pertumbuhan antara 300%-1250% dalam beberapa hari.
3. Mengkonsumsi suplemen pertumbuhan. Salah satu suplemen pertumbuhan yang bagus dan cukup dikenal adalah suplemen pertumbuhan dari tiens. Info detail silakan klik disini : tiens
4. Mengurangi konsumsi gula atau makanan-makanan manis yang mengandung gula.
5. Kurangi makan sebelum tidur, terutama makanan-makanan manis dan berkarbohidrat.
6. Olahraga intensitas tinggi seperti lari, sprint, dan angkat beban.
7. Beristirahat cukup (tidur cukup dan nyenyak).
Latihan fisik yang kurang
Apabila anak-anak jarang bergerak atau jarang melakukan aktivitas fisik, menurut para ahli, hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan anak terganggu. Jarang melakukan aktivitas fisik dapat mempengaruhi tinggi badan anak karena tulang dan otot mereka tidak cukup kuat untuk mendukung potensi pertumbuhan anak secara penuh.
Kebiasaan anak-anak sekarang yang lebih banyak berdiam diri di rumah atau hanya melakukan sedikit kegiatan setiap hari karena lebih sibuk bermain gadget dapat menyebabkan tubuh mereka pendek saat dewasa.
Kondisi medis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak
Beberapa penyakit yang dikenal bisa mempengaruhi pendek/tinggi badan seorang anak diantaranya adalah:
Gigantisme
Sindrom Turner
Dwarfisme
Penyebab lain anak gagal tumbuh tinggi yang juga perlu diantisipasi adalah karena anak lahir prematur.
Yang pasti, gender (jenis kelamin) akan memainkan peranan utama dalam pertumbuhan seorang anak. Dalam kebanyakan kasus, anak laki-laki akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan. Walaupun hal tersebut tidak selalu terjadi, dimana ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa anak perempuan justru bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan saudara laki-lakinya.
Aturan yang umum berlaku untuk menentukan tinggi anak adalah dengan melihat kedua orang tuanya. Anak yang dilahirkan bisa memiliki kecenderungan terhadap Ayah atau Ibu. Biasanya, seorang anak perempuan bisa dengan mudah melampaui tinggi ibunya apabila ia memiliki Ayah yang bertubuh tinggi. Begitu juga dengan anak laki-laki, mereka bisa saja bertubuh lebih pendek dibandingkan dengan ayahnya karena ibunya memiliki tubuh yang pendek.
Namun selain melihat ayah dan ibu, sebenarnya kita juga perlu melihat kakek dan nenek dari kedua ayah dan ibu karena genetik yang diturunkan oleh kakek dan nenek juga bisa didapatkan oleh cucu.
Pengaruh gizi
Selain faktor genetik, gizi juga memainkan peranan sangat penting terhadap pertumbuhan seseorang. Apabila kebutuhan gizi tidak terpenuhi, terutama yang membantu tumbuh kembang seorang anak seperti kalsium, zat besi, fosfor, dan berbagai jenis vitamin, maka bisa dipastikan pertumbuhan anak akan terganggu. Karena sejatinya, kekurangan gizi dapat menyebabkan pengaruh pada genetika anak.
Agar anak tumbuh tinggi, mereka perlu diberikan diet seimbang yang terdiri atas makanan-makanan rendah lemak jenuh serta makanan yang tidak banyak mengandung gula dan natrium.
Sebaliknya, mereka membutuhkan makanan yang kaya nutrisi dan mineral seperti kalsium, vitamin D hingga zat besi yang memang sangat penting untuk pertumbuhan tulang.
Anak-anak modern banyak yang menderita kurang gizi, kondisi tersebut berbeda dengan anak yang menderita gizi buruk. Anak yang menderita kurang gizi umumnya makan dalam jumlah yang banyak namun sayangnya tidak mengkonsumsi makanan yang tepat, yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk tumbuh. Biasanya makanan-makanan yang mereka konsumsi adalah makanan sejenis junkfood yang tinggi kalori namun kosong gizi.
Bagaimana genetika diturunkan kepada anak?
Ketika bayi berada di dalam kandungan, ia akan menerima DNA dari kedua orangtuanya (ayah dan ibu). Memang benar bahwa beberapa anak ada yang memiliki kecenderungan pada salah satu orang tua, entah itu Ayah atau Ibu, namun tidak sedikit juga yang membawa gen campuran antara ayah dan ibu.
Hal tersebut kadang-kadang menyebabkan kita sulit membedakan darimanakah gen anak didapat? Terutama apabila orang tua memiliki beberapa karakter tubuh yang sangat mirip. Bahkan kadang-kadang, seorang ibu bisa melahirkan anak yang benar-benar tampak berbeda, seolah-olah berasal dari etnis yang tidak sama dengan kedua orang tuanya. Padahal, setelah melalui tes DNA, anak tersebut merupakan anak biologis dari kedua orang tuanya. Para dokter meyakini bahwa hal tersebut bisa disebabkan karena genetika yang diturunkan kepada anak sebenarnya bisa berasal dari sejarah panjang keluarga (kakek-buyut).
Cara meningkatkan hormon pertumbuhan
Jika Anda adalah orang tua yang merasa punya tubuh pendek dan menginginkan anak yang punya tubuh tinggi, Anda bisa menerapkan beberapa cara untuk memancing produksi hormon pertumbuhan atau HGH (human growth hormon) yang ada pada tubuh anak.
Hormon tersebut, selain bertanggung jawab terhadap pertumbuhan anak, juga berfungsi untuk mengatur komposisi tubuh, bermanfaat untuk mengganti sel, meningkatkan pertumbuhan otot, kekuatan, performa, pemulihan cedera dan penyakit, serta berguna juga untuk menjaga metabolisme tubuh.
Beberapa cara paling umum yang biasanya dilakukan untuk membantu agar anak bisa tumbuh tinggi adalah:
1. Mengurangi lemak di tubuhnya. Seorang anak harus memiliki berat badan ideal dan tidak boleh kegemukan atau obesitas jika ingin tumbuh tinggi.
2. Puasa secara berkala. Menurut penelitian, berpuasa selama 14 jam per hari bisa meningkatkan hormon pertumbuhan antara 300%-1250% dalam beberapa hari.
3. Mengkonsumsi suplemen pertumbuhan. Salah satu suplemen pertumbuhan yang bagus dan cukup dikenal adalah suplemen pertumbuhan dari tiens. Info detail silakan klik disini : tiens
4. Mengurangi konsumsi gula atau makanan-makanan manis yang mengandung gula.
5. Kurangi makan sebelum tidur, terutama makanan-makanan manis dan berkarbohidrat.
6. Olahraga intensitas tinggi seperti lari, sprint, dan angkat beban.
7. Beristirahat cukup (tidur cukup dan nyenyak).
Latihan fisik yang kurang
Apabila anak-anak jarang bergerak atau jarang melakukan aktivitas fisik, menurut para ahli, hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan anak terganggu. Jarang melakukan aktivitas fisik dapat mempengaruhi tinggi badan anak karena tulang dan otot mereka tidak cukup kuat untuk mendukung potensi pertumbuhan anak secara penuh.
Kebiasaan anak-anak sekarang yang lebih banyak berdiam diri di rumah atau hanya melakukan sedikit kegiatan setiap hari karena lebih sibuk bermain gadget dapat menyebabkan tubuh mereka pendek saat dewasa.
Kondisi medis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak
Beberapa penyakit yang dikenal bisa mempengaruhi pendek/tinggi badan seorang anak diantaranya adalah:
Gigantisme
Sindrom Turner
Dwarfisme
Penyebab lain anak gagal tumbuh tinggi yang juga perlu diantisipasi adalah karena anak lahir prematur.
0 thoughts:
Post a Comment